Tuesday, November 25, 2008

ultahnya si nic sapari ^^

akhirnya bisa jg kutulis ttg ultahnya s nic.....krn menunggunya tag foto dr panda sm nic,,,,parah kan???wkaka, crt nya bermula pada suatu hari seorang .......
lebay bngt sih,,,,wkaka
dr seminggu yg lalu mi, mega mw ks cownya kue spesial, pas sblm sa uts,,,beli kue jg nda jauh ji t4nya,,,d dapur coklat,,,dan alhasil rencana itu berhasil, dgn membuat surprise k nic,,,dgn alasan mega pegi clubbing sm cow laen,,,,btp pns lsg hatinya nic,,,cieh,,,,trs pas tgl 24,,,tepat tgl 24,,,jam 12, kita (panda, anto, merlin dan tak lupa sy) k kmrnya nic,,,membawa kue "TWO SEASON", atas rekomendasi cewnya sndr....


betapa enaknya ini kue...nyam nyam.....
Happy 20th B'day Nicolas
From Mega C. T

pasti iri kan meliat ini kue kan????hehehe, tenang sj, ckp d pandangin ini kue kemudian renungkan sejenak, pasti deh, kalian sdh bisa merasakan brtp nikmatnya ini kue,,,,
dan tak lupa serunya, ketika melumuri mukanya nic dgn coklat dr kue tsb,,,wih,,,,so fun ^^


Panda, nic, dgn anto....


Merlin, panda, anto, step, dgn nic....


sblm pegi mkn2 menjelang subuh menjemput, wkaka


d tengah jalan, nda ada mi mbl jg lwt, jd foto sebebas2 mgkn

senangnya bisa menunaikan tgs dgn bae,,,AMIN,,,btw, thx yah me, kw jg sdh beliin mcku sebuah kue, yg sa nda pnh liat,,,gpp ji,,,,

Saturday, November 22, 2008

in my mind, absolutely yes.....

ni hari teori ekonomi lumayan lah aku mengerjakan nya dgn bae....drpd manajemen umuM kmrn,,,,
thx God,,,,

ni hari fs ku berganti wallpapernya mi,,,semua bntuan dr vional....
thx yah nal...
trs lagu fs ku, maxwell jg yg bwtkan ka.....
thx jg bwt maxwell ^^

ni hari, sa cr kue bwt nic, sm merlin dgn epen....d dapur coklat...epen yg bw mbl,wkakaka....ternyata hrs pesan lwt delivery call....gpp lah, nda pcm pergi....bwt sahabat tercinta ku, mega carissa tandean...

btw, i miss my x-LG, miss mega, miss siska, miss jete, and miss cici..sa berpkr bln des adalah wkt d mn smw anggota x-LG bisa berkumpul bersama, ketawa bersama, memakan angin d oier 52...adakah wkt lagi untuk bertemu, menghabiskan wkt bersama?????menceritakan duka dan suka bersama?????
jwbnnya pasti ada, sa yakin,,,walopun kita smw sdh berpisah jauh bngt,,,,tp persahabatan tak mudah d lupakan bgt sj,,,AMIN...

I really miss you, guys ^^
take care yooooo


wkt sa bw kamera ini, foto d kelasnya miss sanny











wkt d pizza hut, nda tw krn apa ,,, krn ultahnya jete!! sa ingat mi...yeyy

Kenangannya kita bersama slm hmpr 3 thn,,,,,,tak mudah melupakan sesuatu yg pnh kita bwt bersama,,,,apalagi stiap pagi,,,,tujuan utama setelah meletakkan tas d loker itu, menuju mal nya kita????? (WC),,,,,wkaka
tak sabar menunggu reuni, (APA MSH 5THN LAGI?) msh lm itu.....swt bngt....
reuni between us ajah lah...ok?????setuju nda????
pasti jwbnnya setuju, wkaka....

saat rekoleksi menjelang,,,,,



dan tak lupa jg,,,saat terakhir nya kita,,,,GRADUATION....











miss you...do you miss me too????


Wednesday, November 19, 2008

sebuah cerita yg membuat ku menangis...

I Cried For My Brother Six Times

Aku dilahirkan di sebuah dusun pegunungan yang sangat terpencil. Hari demi hari, orang tuaku membajak tanah kering kuning, dan punggung mereka menghadap ke langit. Aku mempunyai seorang adik, tiga tahun lebih muda dariku. Suatu ketika, untuk membeli sebuah sapu tangan yang mana semua gadis di sekelilingku kelihatannya membawanya, aku mencuri lima puluh sen dari laci ayahku. Ayah segera menyadarinya. Beliau membuat adikku dan diriku berlutut di depan tembok, dengan sebuah tongkat bambu di tangannya.

"Siapa yang mencuri uang itu?" Beliau bertanya.

Aku terpaku, terlalu takut untuk berbicara. Ayah tidak mendengar siapa pun mengaku, jadi Beliau mengatakan, "Baiklah, kalau begitu, kalian berdua layak dipukul!"

Dia mengangkat tongkat bambu itu tingi-tinggi.

Tiba-tiba, adikku mencengkeram tangannya dan berkata, "Ayah, aku yang melakukannya!"

Tongkat panjang itu menghantam punggung adikku bertubi-tubi. Ayah begitu marahnya sehingga ia terus menerus mencambukinya sampai Beliau kehabisan nafas. Sesudahnya, Beliau duduk di atas ranjang batu bata kami dan memarahi, "Kamu sudah belajar mencuri dari rumah sekarang, hal memalukan apa lagi yang akan kamu lakukan di masa mendatang? ... Kamu layak dipukul sampai mati! Kamu pencuri tidak tahu malu!"

Malam itu, ibu dan aku memeluk adikku dalam pelukan kami. Tubuhnya penuh dengan luka, tetapi ia tidak menitikkan air mata setetes pun.

Di pertengahan malam itu, saya tiba-tiba mulai menangis meraung-raung. Adikku menutup mulutku dengan tangan kecilnya dan berkata, "Kak, jangan menangis lagi sekarang. Semuanya sudah terjadi."

Aku masih selalu membenci diriku karena tidak memiliki cukup keberanian untuk maju mengaku.

Bertahun-tahun telah lewat, tapi insiden tersebut masih kelihatan seperti baru kemarin. Aku tidak pernah akan lupa tampang adikku ketika ia melindungiku. Waktu itu, adikku berusia 8 tahun. Aku berusia 11.

Ketika adikku berada pada tahun terakhirnya di SMP, ia lulus untuk masuk ke SMA di pusat kabupaten. Pada saat yang sama, saya diterima untuk masuk ke sebuah universitas propinsi. Malam itu, ayah berjongkok di halaman, menghisap rokok tembakaunya, bungkus demi bungkus. Saya mendengarnya merengut, "Kedua anak kita memberikan hasil yang begitu baik...hasil yang begitu baik..."

Ibu mengusap air matanya yang mengalir dan menghela nafas, "Apa gunanya? Bagaimana mungkin kita bisa membiayai keduanya sekaligus?"

Saat itu juga, adikku berjalan keluar ke hadapan ayah dan berkata, "Ayah, saya tidak mau melanjutkan sekolah lagi, telah cukup membaca banyak buku."

Ayah mengayunkan tangannya dan memukul adikku pada wajahnya.

"Mengapa kau mempunyai jiwa yang begitu keparat lemahnya? Bahkan jika berarti saya mesti mengemis di jalanan, saya akan menyekolahkan kamu berdua sampai selesai!"

Dan begitu kemudian ia mengetuk setiap rumah di dusun itu untuk meminjam uang. Aku menjulurkan tanganku selembut yang aku bisa ke muka adikku yang membengkak, dan berkata, "Seorang anak laki-laki harus meneruskan sekolahnya; kalau tidak ia tidak akan pernah meninggalkan jurang kemiskinan ini."

Aku, sebaliknya, telah memutuskan untuk tidak lagi meneruskan ke universitas. Siapa sangka keesokan harinya, sebelum subuh datang, adikku meninggalkan rumah dengan beberapa helai pakaian lusuh dan sedikit kacang yang sudah mengering. Dia menyelinap ke samping ranjangku dan meninggalkan secarik kertas di atas bantalku:

"Kak, masuk ke universitas tidaklah mudah. Saya akan pergi mencari kerja dan mengirimu uang."

Aku memegang kertas tersebut di atas tempat tidurku, dan menangis dengan air mata bercucuran sampai suaraku hilang. Tahun itu, adikku berusia 17 tahun. Aku 20.

Dengan uang yang ayahku pinjam dari seluruh dusun, dan uang yang adikku hasilkan dari mengangkut semen pada punggungnya di lokasi konstruksi, aku akhirnya sampai ke tahun ketiga (di universitas).

Suatu hari, aku sedang belajar di kamarku, ketika teman sekamarku masuk dan memberitahukan, "Ada seorang penduduk dusun menunggumu di luar sana!"

Mengapa ada seorang penduduk dusun mencariku?

Aku berjalan keluar, dan melihat adikku dari jauh, seluruh badannya kotor tertutup debu semen dan pasir. Aku menanyakannya, "Mengapa kamu tidak bilang pada teman sekamarku kamu adalah adikku?"

Dia menjawab, tersenyum, "Lihat bagaimana penampilanku. Apa yang akan mereka pikir jika mereka tahu saya adalah adikmu? Apa mereka tidak akan menertawakanmu?"

Aku merasa terenyuh, dan air mata memenuhi mataku. Aku menyapu debu-debu dari adikku semuanya, dan tersekat-sekat dalam kata-kataku, "Aku tidak perduli omongan siapa pun! Kamu adalah adikku apa pun juga! Kamu adalah adikku bagaimana pun penampilanmu..."

Dari sakunya, ia mengeluarkan sebuah jepit rambut berbentuk kupu-kupu. Ia memakaikannya kepadaku, dan terus menjelaskan, "Saya melihat semua gadis kota memakainya. Jadi saya pikir kamu juga harus memiliki satu."

Aku tidak dapat menahan diri lebih lama lagi. Aku menarik adikku ke dalam pelukanku dan menangis dan menangis. Tahun itu, ia berusia 20. Aku 23.

Kali pertama aku membawa pacarku ke rumah, kaca jendela yang pecah telah diganti, dan kelihatan bersih di mana-mana. Setelah pacarku pulang, aku menari seperti gadis kecil di depan ibuku.

"Bu, ibu tidak perlu menghabiskan begitu banyak waktu untuk membersihkan rumah kita!"

Tetapi katanya, sambil tersenyum, "Itu adalah adikmu yang pulang awal untuk membersihkan rumah ini. Tidakkah kamu melihat luka pada tangannya? Ia terluka ketika memasang kaca jendela baru itu.."

Aku masuk ke dalam ruangan kecil adikku. Melihat mukanya yang kurus, seratus jarum terasa menusukku. Aku mengoleskan sedikit saleb pada lukanya dan membalut lukanya.

"Apakah itu sakit?" Aku menanyakannya.

"Tidak, tidak sakit. Kamu tahu, ketika saya bekerja di lokasi konstruksi, batu-batu berjatuhan pada kakiku setiap waktu. Bahkan itu tidak menghentikanku bekerja dan..."

Di tengah kalimat itu ia berhenti. Aku membalikkan tubuhku memunggunginya, dan air mata mengalir deras turun ke wajahku. Tahun itu, adikku 23. Aku berusia 26.

Ketika aku menikah, aku tinggal di kota. Berkali-kali suamiku dan aku mengundang orang tuaku untuk datang dan tinggal bersama kami, tetapi mereka tidak pernah mau. Mereka mengatakan, sekali meninggalkan dusun, mereka tidak akan tahu harus mengerjakan apa. Adikku tidak setuju juga, mengatakan, "Kak, jagalah mertuamu aja. Saya akan menjaga ibu dan ayah di sini."

Suamiku menjadi direktur pabriknya. Kami menginginkan adikku mendapatkan pekerjaan sebagai manajer pada departemen pemeliharaan. Tetapi adikku menolak tawaran tersebut. Ia bersikeras memulai bekerja sebagai pekerja reparasi.

Suatu hari, adikku diatas sebuah tangga untuk memperbaiki sebuah kabel, ketika ia mendapat sengatan listrik, dan masuk rumah sakit.

Suamiku dan aku pergi menjenguknya. Melihat gips putih pada kakinya, saya menggerutu, "Mengapa kamu menolak menjadi manajer? Manajer tidak akan pernah harus melakukan sesuatu yang berbahaya seperti ini. Lihat kamu sekarang, luka yang begitu serius. Mengapa kamu tidak mau mendengar kami sebelumnya?"

Dengan tampang yang serius pada wajahnya, ia membela keputusannya. "Pikirkan kakak ipar--ia baru saja jadi direktur, dan saya hampir tidak berpendidikan. Jika saya menjadi manajer seperti itu, berita seperti apa yang akan menjadi buah bibir orang?"

Mata suamiku dipenuhi air mata, dan kemudian keluar kata-kataku yang sepatah-sepatah: "Tapi kamu kurang pendidikan juga karena aku!"

"Mengapa membicarakan masa lalu?"

Adikku menggenggam tanganku. Tahun itu, ia berusia 26 dan aku 29.

Adikku kemudian berusia 30 ketika ia menikahi seorang gadis petani dari dusun itu. Dalam acara pernikahannya, pembawa acara perayaan itu bertanya kepadanya, "Siapa yang paling kamu hormati dan kasihi?"

Tanpa bahkan berpikir ia menjawab, "Kakakku."

Ia melanjutkan dengan menceritakan kembali sebuah kisah yang bahkan tidak dapat kuingat.

"Ketika saya pergi sekolah SD, ia berada pada dusun yang berbeda. Setiap hari kakakku dan saya berjalan selama dua jam untuk pergi ke sekolah dan pulang ke rumah. Suatu hari, saya kehilangan satu dari sarung tanganku. Kakakku memberikan satu dari kepunyaannya. Ia hanya memakai satu saja dan berjalan sejauh itu. Ketika kami tiba di rumah, tangannya begitu gemetaran karena cuaca yang begitu dingin sampai ia tidak dapat memegang sumpitnya. Sejak hari itu, saya bersumpah, selama saya masih hidup, saya akan menjaga kakakku dan baik kepadanya."

Tepuk tangan membanjiri ruangan itu. Semua tamu memalingkan perhatiannya kepadaku.

Kata-kata begitu susah kuucapkan keluar bibirku, "Dalam hidupku, orang yang paling aku berterima kasih kepadanya adalah adikku."

Dan dalam kesempatan yang paling berbahagia ini, di depan kerumunan perayaan ini, air mata bercucuran turun dari wajahku seperti sungai.

Tuesday, November 18, 2008

UTS Pengantar Akuntansi I

wih,,,senangnya bisa menyelesaikan akuntansi td dgn baik.....tak terlepas dr bimbingan TUhan sih....
sblm ujian d mulai, berdoa dl terlebih dhl,,,meminta spy wkt 2 jam yg d berikan bisa cukup, dah alhasil sngt cukup, tak spt CB kmrn,,,,,,yg tak ckp sm skl wktnya,,,,
1 jam 15 menit,,,,blm mengarang indahnya,,,blm berpkrnya,,,,,,pkknya nda ckp deh wktnya....bkn kesel jg sih,,,,nilai CB ku pasti jelek,,,,tp sa senang ji ada tmnku yg msh bisa mendukung ku....
"
Better good process than good result"
you know lah, what's the meaning...pagi ini sa sdh tkt skl mi mengerjakan akun,,,krn ini dosen ku terkenal sngt killer mi,,,(katanya),,,br ada jg teorinya,,,dan alhasil, setelah selesai keluar dr ruang ujian, senyum terpancar dr muka ku gang....mw tw knp????
sa tak tw apa kah hasilnya akan bae ato jelek, sa tak pdl, tp krn sa telah mengerjakan yg terbaik semampuku,,,,bkn dr hslnya sa liat skrng,,,tp dr prosesnya,,,,senangnya...

Saturday, November 15, 2008

suasana menjelang UTS

tepatnya tanggal 15 November 2008, sebelum 2 hari kemudian menjelang UTS....
bmn dgn persiapan ku???? itu hal yang tak bisa ku jawab....krn ku blm siap sama sekali....
tp itu tak menjadi persoalan bwt ku,,,krn ku orangnya tak pnh menyerah dlm sgl hal,,,,tp tak lupa jg,,,ku butuh bimbingan Tuhan...

ku tau manusia membutuhkan seseorang, oleh karena itu ku tak dapat hidup tanpa Tuhan...
Tuhan telah banyak beri anugerah dalam hidup ku, dan untuk keluarga ku...

kmrn mlm, ortu berangkat k spore,,,,sedihnya,,,
=(
tp ku yakin semuanya akan bae2 sj, krn ada Tuhan....
AMin...

GANBATTE NE....
semangat menghadapi UTS....
Gbu always ^^